Label

Kamis, 17 Maret 2011

"Ketimpangan" yang menyadarkan

Aku takkan pernah berhenti untuk berlari. Bahkan ketika aku merasa sedang berdiam diri, nyatanya aku terus berjalan mengumpulkan keping demi keping kisah hidup yang masih tersebar entah di mana. Entah "warna" apa kepingan itu. Entah kesan apa yang dimilikinya.

Hari ini aku menemukan satu keping (lagi). Hikmah besar yang aku dapat dari sebuah kegagalan. Ini bukan hikmah dari kegagalan yang pertama aku dapat. Mungkin ke-seratus atau ke-seribu. Tapi, aku tak akan dan tak mau bosan untuk meresapi setiap butir hikmah yang terkandung dalam kisah.

Aku sangat bersyukur dan bahagia atas segala nikmat yang dititipkan Allah. Dari nikmat tak terhingga yang diberikan-Nya, "inilah" salah satu yang sangat aku syukuri. "Ini" membuat orang-orang yang memilikinya dipandang berbeda, "ini" bisa membuat orang terlena, tapi "ini" sangat berguna. Sampai aku pun hampir (atau telah) terlena karenanya. Tiga tahun, bahkan lebih aku terbuai oleh keindahannya. Aahh miris sekali!

Sampai saat ini, ketika dua peristiwa terjadi pada saat yang hampir bersamaan dengan tokoh utama yang berbeda, aku dan temanku, saat inilah aku "terbangun". Bukan terbangun dari mimpi indah seperti kisah Putri Salju dan Pangeran Berkuda, tapi tersadar dari keterlenaan yang bagaikan lumpur hidup, tenang dan mematikan. Saat kegagalan dari sebuah proyek biasa dan keberhasilan sangat luar biasa disandingkan tanpa sekat. Saat aku dipaksa melihat kenyataan akan dua hal itu. Ketimpangan yang sungguh timpang sekali. Analoginya, seorang profesor yang amat termahsyur gagal mendapat ikan di kolam sedangkan seseorang yang baru menyandang gelar profesor berhasil mendulang emas. Betapa miris profesor termahyur itu, bahkan untuk mendapatkan ikan di kolam saja tidak mampu. Untung saja profesor itu tidak memutuskan untuk melompat ke kolam, mengakhiri hidupnya.

Itulah, ketika kita harus menerima kenyataan pahit. Apalagi jika ada pembanding yang mungkin membuat kita semakin terpuruk. Tapi tak akan pernah ada kata terpuruk bagi seorang pemenang. Bahkan tidak ada waktu untuk berlama-lama terjatuh. Introspeksi dan bangkit menjadi kata-kata wajib dalam kamusnya. Ya, INTROSPEKSI  dan BANGKIT.