Label

Selasa, 13 November 2012

Sebatas Pinta

Kini alam tak sedang sepi. Langit tak menunjukan sedikit pun gurat kesedihan. Pun awan yang selalu membawa bahagia. Kuningnya lukisan di langit dunia senja ini membawa kabar duka. Bukan duka, tapi ia membawa hawa dingin yang menusuk. Entah apa, tapi ia membekukan. Perlahan langit bertambah pekat. Berkas sinar kemerahan itu perlahan hilang, tapi tidak untuk sebersit gundah. Saat ini ia melekat. Erat. Dengan jutaan tanya yang bahkan memilih setia untuk sendiri.
Angin senja menghentikan tarian-tarian anggun bunga lily putih, seakan ia sedang berduka. Burung gereja yang biasanya riang dengan nyanyian merdunya pun kini tak ada lagi. Tinggallah ia yang sendiri. Memaksa diri untuk diam di sarangnya yang begitu nyaman. Bukan, ia bukan tak mau terbang menjamah langit dunia. Jika boleh memilih, mungkin ia ingin menjadi kupu-kupu saja. Menjijikkan pada awalnya, tapi kini ia indah. Kehadirannya dinanti oleh ratusan makhluk cantik bermahkota indah. Kepompong memang bukan fase mudah, tapi bahkan ia bersedia untuk itu. Sayangnya tak ada fase kepompong untuk burung kecil.
Kini matanya menyimpan jutaan perasaan tak terungkap. Mungkin ia lelah, tapi ia tak mau terlihat lemah. Pintanya hanya ingin terbang. Tak peduli jika tangkasnya tak sebaik burung merpati. Tak masalah jika tariannya tak secantik burung elang.
Ia hanya khawatir, bukan kehilangan harapan. Karena harapan lah yang menjadi kekuatannya hingga saat ini. Dan kasih sayang-Nya yang menjaga harapan-harapan itu selalu bersemi :’)