Label

Senin, 10 Mei 2010

Buah Kegagalan

Di sini saya hanya ingin berbagi cerita dan pengalaman perjalanan saya ke Yogyakarta saat mebgikuti lomba National Medical Science Olympiad (NOMS) di UGM.

Perjalanan dimulai dari keberangkatan 5 tim (setiap tim terdiri dr 3 orang) NOMS SMA Negeri 3 Bandung ke Yogyakarta. Entah beban atau keinginan pribadi, semua peserta berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin supaya bisa mempertahankan piala bergilir Mendiknas yg sempat singgah di SMA Negeri 3 Bandung selama setahun ini dan setiap orang punya cara masing-masing untuk mempersiapkan dirinya.

5 tim ini ini adalah hasil seleksi NOMS tingkat regional, jadi 50 besar nasional diundang ke Yogya untuk mengikuti seleksi tahap berikutnya hingga tahap final. Ternyata masih ada 3 tahap yg harus dilalui untuk sampai ke babak final. Perjalanan masih sangat panjang ternyata.

Singkat cerita, kita sampai pada hari dimana kita harus mengikuti babak penyisihan 1-- menjawab soal di slide show yg sudah diatur waktunya (menggunakan timernya). Babak ini tidak terlalu butuh strategi tim, toh tidak ada nilai minus. Akhirnya seleksi soal-soa biokimia, biofisika, histologi, anatomi, fisiologi yang sangat memeras otak itu berakhir juga. Tinggal menunggu hasilnya yg akan diumumkan hari itu juga.

Akhirnya sekitar jam 1 siang lebih beberapa menit, pengumuman ditempel di papan informasi dan Alhamdulillah dua dari lima tim SMA Negeri 3 Bandung lolos. Tapi malah tim yg diprediksi akan masuk (tim utamanya) tidak lolos ke babak selanjutnya. Hmmmm, hal ini bikin teman-teman penasaran dan sedikit heran, “kok bisa ga masuk ya?”. Itu satu pertanyaan yg ada di pikiran hampir setiap orang waktu itu. Ya kecewa sih wajar-wajar saja, mungkin pertanyaan-pertanyaan itu menunjukan rasa kecewa temen-temen juga. Tapi apa sih yang ga mungkin? Apakah semuanya cuma dipertimbangkan dengan logika? Sedangkan sebenarnya ada kekuatan yang sangat luar biasa yang bisa memutar-balikkan segala sesuatu, yaitu kehendak-Nya, kehendak Allah SWT. Jadi, adakah hal yang tidak mungkin untuk Allah?

Ikhtiar boleh saja sudah maksimal, tapi coba lihat ibadah kita, amalan kita, sikap kita, hati kita, niat kita. Apakah semuanya sudah dalam kategori baik? Setiap hal yang kita lakukan ujung-ujungnya untuk mengharap ridho Allah, semua usaha juga dilakukan untuk mendapat ridho Allah. Hari itu, saat saya merasa gagal (dalam lomba), tapi saya merasa menang karena saya dapet banyak hikmah dari pengalaman itu. Biasanya kita cuma pintar dalam teori, tapi praktiknya? Sering kali ‘nol besar’. Dan pengalaman itu membuat saya mengalami dan melihat sendiri kenyataannya. Membuka mata saya lebar-lebar bahwa manusia itu ‘kecil’. Itu adalah pembelajaran langka yg sangat berharga buat saya. Beberapa hikmah yang saya dapat dari pengalaman ini:

Hikmah pertama. Don’t judge a book by its cover. Jangan sewenang-wenang memberi penilaian terhadap orang lain, apalagi penilaian-penilaian buruk yang terkesan merendahkan. Bisa jadi orang itu ternyata lebih baik dari kita.

Hikmah kedua. Hilangkan sifat sombong! Jangan berlagak seakan-akan kita sudah di atas angin. Apa yang bisa kita sombongkan? Bahkan semuanya pun titipan dari Allah SWT.

Hikmah ketiga. Bermimpi itu baik, tapi konsekuensinya kita harus siap untuk menerima semua resikonya. Jangan jadikan kegagalan sebagai titik stagnansi kita. Ingatlah bahwa orang yang berani mencoba akan mendapat dua kemungkinan yaitu BERHASIL atau GAGAL, tapi orang yang takut mencoba hanya akan mendapat hasil mutlak, GAGAL.

Hikmah keempat. Percayalah bahwa ‘ujian’ itu baik untuk kita. Allah akan memberikan ujian dalam hal yang berbeda-beda pula. Orang cerdas diuji dengan ilmunya, orang kaya diuji dengan hartanya, orang miskin diuji dengan kekurangannya. ‘Ujian’ itu seharusnya menjadi sarana instropeksi diri, apakah hal yang harus diperbaiki dari diri kita dan orang-orang yang lulus ‘ujian’ akan diangkat derajatnya.

Hikmah kelima. Belajar ikhlas menerima segala sesuatu. Allah akan mengganti semua hal yang telah kita korbankan untuk berjuang di jalan-Nya dan Allah telah menyiapkan rencana besar yang indah untuk orang-orang yang senantiasa ikhlas menerima ketentuan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar