Hai Tik.. Apa kabar….. IMAN? #jleb
Satu pertanyaan yang selalu
mengusik perasaan hati. Pertanyaan pamungkas yang tak kenal masa. Membuat hati
menjadi ciut seperti keong yang ditaburi garam. Menjadi bergemuruh layaknya nyanyian angin Bahorok. Meluluh-lantahkan secuil rasa
bangga yang sempat singgah. Apalagi untuk makhluk bernama “sombong”, ia bahkan
sudah pertama kali dibumihanguskan.
Tidak ada yang salah dengan satu
kalimat tanya ini. Kesalahan murni ada di sini *tunjuk diri sendiri*. Ia yang
terlalu mudah terbuai dengan kebahagiaan fana yang melenakan. Tiba-tiba
mengidap short-term memory disturbance
jika baru saja bertekad membenahi diri (Naudzubillah..), atau bahkan diri kita
sendiri yang enggan untuk keluar dari segala “kemudahan” dan “kebahagiaan” yang
selama ini mengontrol gerak laku kita.
Tanyakan lagi pada hati. Apa yang
menguasai diri di setiap waktu yang kita lalui? LI? Organisasi? Penghargaan dan
jabatan? Atau mungkin sebatas hal remeh-temeh? Lalu kapankah waktu kita untuk
mengingat-Nya? Di sela-sela waktu istirahat kuliah dan rapat? Di waktu senggang
jika tidak ada agenda organisasi? Lalu dimanakah kita aplikasikan ayat ke-3
surat An-Naas yang bahkan telah kita hapal sejak TK? Ayat yang sudah tidak
asing lagi karena (terlalu) sering dibaca berulang-ulang saat salat. Ayat yang
memiliki arti bahwa “Allah adalah
sembahan manusia”. Yang memiliki makna bahwa Allah lah yang seharusnya
menguasai pikiran dan tingkah laku kita.
Lalu masihkah harus dipertanyakan
tentang kabar IMAN? Karena tanya itu hanya menjadi sebuah retoris untuk hati
kita yang paling tahu jawabannya.
Biarlah sesekali ia sakit jika
sakitnya akan benar-benar menyembuhkan luka. Biarkan sesekali ia jatuh jika
jatuhnya membawa ke sungai kehidupan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar